Jumat, 04 Maret 2011

JANGAN BUANG SAMPAH DISINI ! SANA, TEPI SUNGAI !

Saat ini sedang marak-maraknya program “IJO ROYO-ROYO”. Arti tulisan yang ada di tembok-tembok tepi jalan sampai didalam buku pelajaran banyak dan selalu tertera disana.
Namun, kita masih perlu melihat lingkungan sekitar kita. Masih banyak sampah-sampah berserakan dan berceceran dimana-mana. Hal ini tentu saja sangat menyimpang dari program yang ada.
“JANGAN BUANG SAMPAH DISINI! SANA, TEPI SUNGAI ! hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan sangatlah kurang. Terbukti dari larangan “JANGAN BUANG SAMPAH DISINI” kata-kata itu seharusnya mengandung arti tidak boleh membuang sampah sembarangan. Namun anehnya kelanjutan dari larangan tersebut adalah “SANA! TEPI SUNGAI!” hal ini sama saja dengan “KELUAR MULUT BUAYA MASUK MULUT SINGA” yang dalam masalah ini berarti “ jangan buang sampah disekitar rumah ini agar rumah ini terlihat bersih, namun buanglah sampah disungai agar terjadi banjir”. Kalau sudah begini, apa yang mesti kita lakukan???
Program “IJO ROYO-ROYO” semarak dimana-mana sampahpun turut dimana-mana.


PKL di DESA yang SEMAKIN MERAJALELA

Saat ini pembangunan sedang dilakukan secara besar-besaran. Desa-desa yang dulu belum terjamah oleh kemajuan jaman saat ini mulai berbondong-bondong melaksanakan pembangunan. Dari membangun ulang kantor-kantor pemerintahan yang sudah lama ada sampai pembangunan pertokoan yang baru akan dibangun juga ikut dilakukan.
Dengan semakin banyaknya pertokoan saat ini, semakin sempit pula lahan untuk pedagang kecil yang dulu menggelar dagangannya ditempat yang strategis dan tidak mengganggu. Akibat dari hal ini adalah pedagang kecil kehabisan tempat untuk berdagang dan ahirnya mereka memutuskan untu memanfaatkan trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki mereka gunakan untuk menjalankan usahanya.
Akibatnya, saat ini pejalan kakilah yang dirugikan. Mereka malah harus menantang maut dengan cara berjalan di aspal sedangkan kendaraan bermotor selalu lalu-lalang disana.
Kalu sudah beginai, siapakah yang harus disalahkan??? Pemerintah kah? PKL kah? Atau kah pejalan kaki ?